Dalam sistem polikuktur, pemilihan jenis
tanaman menjadi sangat penting karena tanaman yang tidak sesuai dapat
menyebabkan kerugian, misalnya tanaman akan berebut unsur hara, adanya tanaman
lain akan mendatangkan hama dan penyakit baru, maupun pertumbuhan tanaman
saling terhambat. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam memilih
jenis tanaman:
1. Sosok Tanaman dan Kebutuhan Sinar
Matahari
Banyaknya sinar matahari untuk tiap tanaman berbeda. Umumnya, tanaman yang menghasilkan bunga atau buah membutuhkan sinar matahari penuh (tidak ternaungi), sedangkan tanaman yang menghasilkan daun masih dapat tumbuh dengan cahaya yang sedikit. Misalnya buncis merambat dan kapri membutuhkan sinar yang banyak, sedangkan selada dan seledri masih dapat hidup di bawah naungan. Dengan demikian, selada dan seledri dapat ditanam di antara tanaman buncis merambat atau kapri.
Banyaknya sinar matahari untuk tiap tanaman berbeda. Umumnya, tanaman yang menghasilkan bunga atau buah membutuhkan sinar matahari penuh (tidak ternaungi), sedangkan tanaman yang menghasilkan daun masih dapat tumbuh dengan cahaya yang sedikit. Misalnya buncis merambat dan kapri membutuhkan sinar yang banyak, sedangkan selada dan seledri masih dapat hidup di bawah naungan. Dengan demikian, selada dan seledri dapat ditanam di antara tanaman buncis merambat atau kapri.
2. Kebutuhan Unsur Hara
Berdasarkan kebutuhan unsur hara, tanaman sayuran dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Tanaman yang memerlukan unsur hara lebih banyak, disebut heavy feeders. Misalnaya, kubis, selada, bayam, jagung, dan labu;
b. Tanaman yang memerlukan unsur hara lebih sedikit daripada kalium, disebut light feeders. Yang termasuk kelompok ini umumnya tanaman penghasil umbi seperti bawang merah, lobak, ubi kayu, wortel, dan ubi jalar;
c. Tanaman penghasil Nitrogen atau tanaman yang yang dapat mengikat nitrogen dari udara dengan bantuan bakteri Rhizobium, yaitu tanaman dalam keluarga Leguminosae, misalnya kacang tanah, kedelai, buncis, kacang hijau, dan kara.
Berdasarkan kebutuhan unsur hara, tanaman sayuran dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Tanaman yang memerlukan unsur hara lebih banyak, disebut heavy feeders. Misalnaya, kubis, selada, bayam, jagung, dan labu;
b. Tanaman yang memerlukan unsur hara lebih sedikit daripada kalium, disebut light feeders. Yang termasuk kelompok ini umumnya tanaman penghasil umbi seperti bawang merah, lobak, ubi kayu, wortel, dan ubi jalar;
c. Tanaman penghasil Nitrogen atau tanaman yang yang dapat mengikat nitrogen dari udara dengan bantuan bakteri Rhizobium, yaitu tanaman dalam keluarga Leguminosae, misalnya kacang tanah, kedelai, buncis, kacang hijau, dan kara.
Dengan menggabungkan ketiga kelompok
tanaman tersebut, dapat diperoleh hasil yang tinggi karena antar tanaman tidak
terjadi perebutan unsur hara.
3. Sistem Perakaran
Sistem perakaran setiap tanaman berbeda, ada yang dalam, dangkal, melebar, rimbun, dan sebagainya. Sistem perakaran ini penting untuk menentukan jarak tanam dan memilih jenis tanaman. Tanaman yang dipilih sebaiknya yang mempunyai perakaran yang berbeda bila akan ditanam berdekatan. Misalnya wortel dan bawang merah, buncis dan selada, kedelai dan bawang merah, selada dan terung, seledri dan kubis, kubis dan daun bawang, cabai dan daun bawang.
Sistem perakaran setiap tanaman berbeda, ada yang dalam, dangkal, melebar, rimbun, dan sebagainya. Sistem perakaran ini penting untuk menentukan jarak tanam dan memilih jenis tanaman. Tanaman yang dipilih sebaiknya yang mempunyai perakaran yang berbeda bila akan ditanam berdekatan. Misalnya wortel dan bawang merah, buncis dan selada, kedelai dan bawang merah, selada dan terung, seledri dan kubis, kubis dan daun bawang, cabai dan daun bawang.
Contoh penanaman secara polikultur yaitu
tanaman bawang merah yang ditanam bersama dengan tanaman lainnya, misalnya
kacang tanah, ubi jalar, dan cabai.
1. Pengolahan Tanah
Tanah perlu dicangkul dulu supaya strukturnya menjadi remah. Pada tanah kering, bedengan dibuat dengan tinggi sekitar 20-30 cm, sedangkan pada tanah sawah, tinggi bedengan dibuat 50-60 cm. Lebar bedengan dibuat 90-120 cm dan panjang 10-15 cm. Jarak antara bedeng sekitar 40 cm atau disesuaikan dengan keadaan tanah. Apabila lahannya miring, bedengan dibuat tegak lurus dengan kemiringan lahan untuk mengurangi erosi. Di atas bedengan ditabur dan dicampur secara merata dengan pupuk kandang 20-30 ton/ha. Bila memungkinkan, bedengan yang telah diberi pupuk kandang disiram dengan air limbah ternak /air septic tank untuk menambah unsur N, S, dan P.
2. Penanaman
Penanaman yang baik dilakukan pada waktu akhir musim hujan. Apabila kondisi tanahnya memungkinkan, ada petani yang menanam bawang merah sepanjang tahun. Akan tetapi, sebaiknya diadakan rotasi tanaman untuk mencegah hama dan penyakit. Sebelum dilakukan penanaman, tanah disiram dahulu untuk memudahkan penanaman. Jarak tanam yang digunakan 15-20 cm x 15-20 cm. Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan ditugal. Bibit bawang merah dipilih yang sehat, bebas hama dan penyakit, keras serta kering. Sebaiknya bibit tersebut telah disimpan minimal 6 minggu sesudah panen. Ujung umbi sebelum ditanam dipotong sekitar 1/5 panjang umbi untuk mempercepat pertumbuhan dengan pisau yang tajam dan bersih. Umbi yang telah dipotong lalu ditanam pada lubang tanam, kemudian tanah di kiri dan kanannya ditekan supaya tidak bergerak. Umbi bekas potongan tidak perlu ditutup dengan tanah. Kalau perlu ditutup tipis-tipis dengan abu bakar atau tepung belerang untuk menghindari penyakit atau hama tungau serta menambah unsur kalium dan belerang.
1. Pengolahan Tanah
Tanah perlu dicangkul dulu supaya strukturnya menjadi remah. Pada tanah kering, bedengan dibuat dengan tinggi sekitar 20-30 cm, sedangkan pada tanah sawah, tinggi bedengan dibuat 50-60 cm. Lebar bedengan dibuat 90-120 cm dan panjang 10-15 cm. Jarak antara bedeng sekitar 40 cm atau disesuaikan dengan keadaan tanah. Apabila lahannya miring, bedengan dibuat tegak lurus dengan kemiringan lahan untuk mengurangi erosi. Di atas bedengan ditabur dan dicampur secara merata dengan pupuk kandang 20-30 ton/ha. Bila memungkinkan, bedengan yang telah diberi pupuk kandang disiram dengan air limbah ternak /air septic tank untuk menambah unsur N, S, dan P.
2. Penanaman
Penanaman yang baik dilakukan pada waktu akhir musim hujan. Apabila kondisi tanahnya memungkinkan, ada petani yang menanam bawang merah sepanjang tahun. Akan tetapi, sebaiknya diadakan rotasi tanaman untuk mencegah hama dan penyakit. Sebelum dilakukan penanaman, tanah disiram dahulu untuk memudahkan penanaman. Jarak tanam yang digunakan 15-20 cm x 15-20 cm. Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan ditugal. Bibit bawang merah dipilih yang sehat, bebas hama dan penyakit, keras serta kering. Sebaiknya bibit tersebut telah disimpan minimal 6 minggu sesudah panen. Ujung umbi sebelum ditanam dipotong sekitar 1/5 panjang umbi untuk mempercepat pertumbuhan dengan pisau yang tajam dan bersih. Umbi yang telah dipotong lalu ditanam pada lubang tanam, kemudian tanah di kiri dan kanannya ditekan supaya tidak bergerak. Umbi bekas potongan tidak perlu ditutup dengan tanah. Kalau perlu ditutup tipis-tipis dengan abu bakar atau tepung belerang untuk menghindari penyakit atau hama tungau serta menambah unsur kalium dan belerang.
3. Perawatan
Beberapa perawatan tanaman yang perlu yaitu:
a. Pada saat musim kemarau, penyiraman dilakukan 2 hari sekali atau setiap hari bila udara terlalu panas. Penyiraman dilakukan hingga menjelang panen;
b. Apabila ada tanaman yang mati, segera disulam;
c. Bila padat, tanah segera digemburkan secara hati-hati agar tidak merusak akar;
d. Pupuk susulan berupa pupuk kandang diberikan sekitar 4 minggu setelah tanam dengan dosis 10 ton/ha;
e. Penyiangan dilakukan bila tumbuh gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman;
f. Apabila ada hama dan penyakit segera ditanggulangi dengan cara mekanis atau disemprot dengan fungisida alami;
g. Bunga yang muncul sebaiknya dipotong supaya unsur hara digunakan untuk pembentukan untuk pembentukan anakan dan pembesaran umbi;
h. Bila umbi sudah kelihatan, penyiraman mulai dikurangi beberapa hari menjelang panen, tanaman tidak perlu disiram.
Beberapa perawatan tanaman yang perlu yaitu:
a. Pada saat musim kemarau, penyiraman dilakukan 2 hari sekali atau setiap hari bila udara terlalu panas. Penyiraman dilakukan hingga menjelang panen;
b. Apabila ada tanaman yang mati, segera disulam;
c. Bila padat, tanah segera digemburkan secara hati-hati agar tidak merusak akar;
d. Pupuk susulan berupa pupuk kandang diberikan sekitar 4 minggu setelah tanam dengan dosis 10 ton/ha;
e. Penyiangan dilakukan bila tumbuh gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman;
f. Apabila ada hama dan penyakit segera ditanggulangi dengan cara mekanis atau disemprot dengan fungisida alami;
g. Bunga yang muncul sebaiknya dipotong supaya unsur hara digunakan untuk pembentukan untuk pembentukan anakan dan pembesaran umbi;
h. Bila umbi sudah kelihatan, penyiraman mulai dikurangi beberapa hari menjelang panen, tanaman tidak perlu disiram.
Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/detail/10562/pedoman-memilih-jenis-tanaman-dalam-sistem-polikultur
Tanggal Artikel :
09-05-2016
Elsi Kris Dayanti Br Sembiring (14118)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Irma Fauziah
BalasHapusNIM : 15/383556/PN/14387
B3/9
Dalam artikel yang berjudul Pedoman Memilih Jenis Tanaman Dalam Sistem Polikultur terdapat beberapa nilai-nilai penyuluhan seperti sumber teknologi (ide) yang ditawarkan kepada sasaran. Dalam artikel tersebut telah dijelaskan bahwa dalam sistem polikultur, pemilihan tanaman yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerugian, misalnya tanaman akan berebut unsur hara, adanya tanaman lain akan mendatangkan hama dan penyakit baru, maupun pertumbuhan tanaman saling terhambat, sehingga untuk mengatasi itu semua penyuluh memberikan ide berupa pedoman dalam memilih jenis tanaman dalam sistem polikultur dan juga contoh penerapannya.
Selain terdapat ide atau teknologi informasi dalam artikel tersebut juga terdapat sasaran yang digunakan sebagai obyek dari penyuluhan yaitu petani, karena konteks dari artikel tersebut adalah solusi dari permasalahan petani secara umum saat ini. Dalam penyuluhan nilai-nilai yang harus ada selain ide dan sasaran adalah manfaat dari ide tersebut. Kebermanfaatan dalam suatu penerapan ide akan sangat membantu sasaran sehingga sasaran dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Dalam artikel tersebut kita dapat mengetahui kebermanfaatan dari ide yang disampaikan yaitu menghindari kerugian dalam usaha pertanian. Hal ini dapat dilihat dari paragraf pertama yaitu, “Dalam sistem polikuktur, pemilihan jenis tanaman menjadi sangat penting karena tanaman yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerugian, misalnya tanaman akan berebut unsur hara, adanya tanaman lain akan mendatangkan hama dan penyakit baru, maupun pertumbuhan tanaman saling terhambat”. Dalam artikel ini jelas bahwa penyuluh memberikan nilai pendidikan, dari isi artikel ini dapat ditangkap nilai pendidikan yang disampaikan oleh penyuluh atau penulis adalah untuk memberikan pedoman memilih jenis tanaman dalam sistem polikultur. Hal ini dapat diketahui dari paragraf pertama kalimat ke dua yang menyatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam memilih jenis tanaman.
Dalam artikel Pedoman Memilih Jenis Tanaman Dalam Sistem Polikultur, nilai berita yang dapat dijumpai adalah nilai timelines yang berarti tulisan yang disampaikan bersifat baru dan tidak basi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan ide yang disampaikan berupa pedoman dalam memilih jenis tanaman dalam sistem polikultur dan juga contoh penerapannya yang memang saat ini diminati oleh petani. Nilai berita selanjutnya yang ada dalam artikel tersebut yaitu nilai proximity yang artinya tulisan tersebut mengandung informasi yang dibutuhkan petani dan dekat secara fisik serta emosi. Kedekatan informasi dari artikel ini dengan petani telah dijelaskan dalam artikel bahwa dalam sistem polikultur, pemilihan tanaman yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerugian, misalnya tanaman akan berebut unsur hara, adanya tanaman lain akan mendatangkan hama dan penyakit baru, maupun pertumbuhan tanaman saling terhambat. Dalam artikel tersebut juga terdapat nilai improtance yang berarti informasi yang disampaikan mengandung informasi yang dibutuhkan oleh petani dan berkaitan dengan kepentingan petani. Hal ini dapat ditunjukkan dengan ide yang disampaikan oleh penulis yang berupa pedoman dalam memilih jenis tanaman dalam sistem polikultur dan juga contoh penerapannya.